Majjhima Nikāya (disingkat MN) atau Kumpulan Khotbah Menengah Sang Buddha adalah sebuah kumpulan dari 152 khotbah dalam kanon Pāli. Kata "menengah" mengacu pada panjang dari setiap khotbah. Koleksi ini berisi berbagai macam ajaran yang disajikan dalam bentuk narasi antara Buddha dan berbagai macam umat sezamannya. Koleksi ini sejajar dengan Madhyamāgama (MA) dari aliran Sarvāstivāda, yang masih ada dalam bentuk terjemahan dalam kanon Cina.
Koleksi Khotbah-khotbah Menengah Sang Buddha adalah koleksi yang paling terkenal di antara keempat Nikāya yang berisi sutta-sutta asli. Popularitas ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa kumpulan ini memadukan anekdot-anekdot biografi dengan isi ajaran yang sangat dangkal, berlawanan dengan Saṁyutta Nikāya.
Koleksi Menengah ini berisi sutta-sutta apokrif yang tersebar dan tidak terselubung yang tidak disengaja, yang diperkenalkan sangat terlambat, yang mengurangi kilau dan kredibilitasnya. Akan tetapi, sangat menarik untuk mencatat nilai dari referensi biografi demi mengontekstualisasikan Buddha di dunia dimana beliau hidup.
Sub-koleksi pertama ini, yang disebut Lima Puluh Pertama, berisi lima puluh sutta dan dibagi ke dalam lima bab: Bab tentang Akar Segala Sesuatu, Bab tentang Auman Singa, Bab tentang Perumpamaan, Bab tentang Pasangan dan Bab Kecil tentang Pasangan.
Kita dapat menyoroti dalam sub-koleksi ini sutta-sutta, MN 4 Rasa Takut dan Kagum, MN 26 Pencarian Mulia dan MN 36 Khotbah Agung dengan Saccaka, yang mengacu pada cara Buddha menjadi tercerahkan, serta petunjuk-petunjuk otobiografi tentang asal-usul beliau, siapa beliau dan alasan-alasan mengapa beliau melarang untuk dipanggil dengan namanya. Yang juga relevan adalah MN 10 Empat Petunjuk Praktik, MN 16 Rintangan-Rintangan Mental dan MN 17 Rimba Raya.
Di sisi yang salah, MN 20 Bagaimana Cara Berhenti Berpikir, yang membeberkan teknik yang salah dan juga menyoroti sutta MN43 dan MN 44 yang merupakan katekismus anakronistik yang sepertinya dibuat untuk menjelaskan doktrin dalam bentuk pertanyaan dan jawaban.
MN1 -Lima Puluh Pertama
Digha Nikāya